OH PEMILUKU, DIMANAKAH KEJUJURAN BERADA ?

Oleh

Mudzakkir Hafidh

jujur

 Hari itu hari bersejarah di negeriku, negeri yang menurutku paling aman dan nyaman, hari bersejarah menentukan pemimpin negeri ini 5 tahun kedepan, masa depan bangsa ini ditentukan oleh pemilu ini, bagaimana pemimpin negeri ini ke depan, jujurkah? cerdaskah ? rendah hatikah ? berpihak kepada rakyat atau pada konglomerat?  mandiri atau disopiri oleh kekuatan asing?. sungguh harapan dari pemilu ini sangat besar untuk melahirkan pemimpin negeri ini yang amanah, relegius, dan tidak koruptif ?

Namun sayang seribu sayang, sebelum pemilu beberapa calon pemimpin  bangsa ini berbuat curang dengan berbagai cara guna melancarkan tujuannya menjadi seorang anggota DPR. beberapa dari mereka ada yang membagi sembako dan  bahkan ada yang membagi uang. Repotnya lagi sebagian masyarakat kita senang adanya bagi-bagi ini, bagi mereka bagi-bagi uang ini anggap aja sebagai uang transport jalan dari rumah ke TPS, meski di TPS tidak ada yang tahu, apa betul ia mencoblos caleg yang memberi uang tersebut.

Perbuatan curang seperti  ini sangat masif namun sulit untuk membuktikannya, karena kedua pihak saling menutupi dan juga saling membutuhkan. si caleg butuh suara si pemilih butuh uang. Alhasil, yang menjadi pertanyaan, bagaimana nasib bangsa ini kedepan, akankah lahir pemimpin yang jujur, amanah dan adil? atau sebaliknya kita mengulang sejarah yaitu lahirnya kembali pemimpin korup seperti yang sering kita lihat dan dengar di media massa. karena bagi mereka, uang yang keluar harus tergantikan meski harus “ngutil”,” korupsi”, dan “ngapusi” . sebagai rakyat kecil semoga caleg seperti itu diberi kesempatan Allah SWT untuk bertaubat sebelum ajal menjemput dan diberi kesadaran tidak berbuat curang seperti itu lagi.

4 Responses to OH PEMILUKU, DIMANAKAH KEJUJURAN BERADA ?

  1. TheBanditz berkata:

    Sepakat bro, Semoga warga negara Indonesia sadar akan pentingya kejujuran dan gak milih caleg yang gak masuk kriteria jujur. Salam kenal ya..

  2. Drs. H. Supriyanto berkata:

    Sampean kok gumun ! wong sak lawase yen rebutan kekuasaan mesti gegeran. lha wong Khulafaur Rasyidin sing cedhak kanjeng Nabi wae sing ora di carok mung sitok yoiku Sayid Abu Bakar Asy Syidiiq. sing telu kabeh syahid dicarok kancane dhewe. malah ono crito sing mbunuh khalifah Umar iku sak durunge mangkat Qiyamul lail dhisik.

    Allah naliko di unjuk atur karo Malaikat dhawuh ; ” Ingsun luwih ngudaneni tinimbang siro ” iki wangsulane soko pitakon : Punopo panjenengan badhe damel makhluk ingkang tembene badhe ngrisak bumi lan damel cecongkrahan numpahaken ludiro ?

    Mugo-mugo dalam waktu dekat ini tidak ada pertumbahan darah antar anak bangsa, kalau terjadi yo wis pancen gawan bayi. mugo – mugo awak dhewe ojo sing mateni ning sing dipateni, dadi yo mati Syahid lho lak lumayan. Langsung mlebu suwargo

Tinggalkan komentar